Langsung ke konten utama

Urine Dan Macam macam pengawet Urine

Pengertian Urine

     Terlebih dahulu kita akan membahas tentang urine. Apa itu urine?
     Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Komposisi pada Urine normal
     Air 95%,merupakan komponen utama
Produk sisia, yang larut dalam air seperti ureum, asam urat, creatinin, dll.
Elektrolit ; Na+, K+, Cl-, PO4-2
Hormon setelah melaksanakan tugas spesifiknya didalam tubuh.
Komposisi kimianya berfariasi, tergantung intake.

Fungsi Urine
     Kita menganggap urine adalah kotoran yang berasal dari sisa cairan yang dihasikan oleh ekskresi ginjal. Tapi jangan salah, urine juga berfungsi. Fungsi urine yaitu sebagai berikut.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.

Pengawetan Urine
Pemeriksaan urin tidak hanya memberikan fakta – fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal organ dalam tubuh, seperti : hati, saluran empedu, pancreas, cortex adrenal dll.

Dalam kenyataannya, tidak setiap urin segar dapat dilakukan pemeriksaan seketika, namun adakalanya urin harus didiamkan terlebih dahulu beberapa lama sebelum melakukan pemeriksaan, untuk menghambat perubahan sususnannya urin harus diberi pengawet. Tidak ada pengawet urin yang dapat digunakan secara universal untuk menghindari perubahan urin dari segala macam perubahan yang mungkin terjadi. 

Kegunaan Pengawetan Urine
1. Untuk mencegah berkembang biaknya bakteri.
2. Untuk mencegah rusaknya elemen didalam urine.
3. Untuk mencegah rusaknya bahan yang terkandung didalam urine.
       Nah, sekarang kita akan membahas bahan bahan apa saja yang dapat digunakan untuk pengawetan urine. Berikut bahan bahan tersebut beserta penjelasan nya.
Macam macam pengawet Urine
1. Toluena
Merupakan pengawet urin yang berfungsi untuk menghambat perombakan urin oleh kuman,yang bekerja optimal pada keadaan dingin, biasanya digunakan untuk pengawetan glukosa, aseton dan asam aseto-asetat. Toluena biasanya digunakan sebanyak 2- 5 ml untuk mengawetkan  urin 24 jam, 2 – 5 ml toluena  dimasukan ke dalam botol penampung, dan setiap kali botol penampung ditambahkan urin, botol harus dikocok dengan baik.
2. Thymol
Thymol merupakan bahan pengawet yang memiliki daya seperti toluena. Pada pengawetan urin menggunakan thymol, thymol hanya digunakan sebanyak satu butir,  apabila jumlah thymol terlalu banyak ada kemungkinan terjadi hasil positif palsu pada reaksi terhadap proteinuria.
3. Formaldelhid
Merupakan bahan pengawet urin yang husus digunakan untuk mengawetkan sedimen, pengawetan sedimen merupakan hal yang sangat penting apabila hendak melakukan pemeriksaan kuantitatif unsur – unsur dalam sedimen. Larutan formaldehi 40 % sebanyak 1 – 2 ml digunakan untuk mengawetkan urin 24 jam. Kelemahan penggunaan formaldehid sebagai pengawet urin apabila menggunakannya dengan jumlah besar, ada kemungkinan akan mengadakan reduksi pada tes benedict dan menggaggu tes obermayer.
4. Asam Sulfat Pekat
Merupakan bahan pengawet urin yang digunakan guna menetapkan kuantitatif calsium, nitrogen dan kebanyakan zat anorganik lainnya. Yang berekasi dengan cara mencegah terlepasnya N dalam bentk amoniak dan mencegah terjadinya endapatn calsiumfosfat. Jumlah penggunaan asam sulfat pekat untuk mengawetkan urin disesuaikan dengan keadaan urin, yang harus ditekankan adalah PH urin harus tetap lebih rendah dari 4,5.
5. Natrium Karbonat
Merupakan bahan pengawet urin yang khusus dipakai untuk mengawetkan urobilinogen abila hendak memeriksa ekskresi per 24 jam. Penggunaan natrium karbonat adalah dengan memasukan 5 gram natrium karbonat dalam botol penampung bersama dengan beberapa ml toluena.
6. Natrium Klorida Pekat
Natrium Klorida pekat digunakan sebagai jipbahan pengawet urin. Natrium klorida pekat menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir.
7. NaCl dan Asam Benzoat
Asam benzoat (C6H5COOH) dan garamnya merupakan bahan pengawet urin yang efektif untuk mencegah pertumbuhan khamir, kapang dan bakteri pada tingkat keasaman pH 2.5 – 4.0.
8. Asam Borak 0,8%
Berfungsi mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen, asam borak 0,8 % dapat mengawetkan urin selama lebih dari 7 hari,  Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa, protein dan mempertahankan PH.
Semoga Bermanfaat :)

Komentar

  1. Terimakasih sangat membantu. Boleh saya tau sumber pustaka nya, min? 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar